konsep pendapatan dan metode perhitungan dalam pendapatan
1.jelaskan pengertian dan konsep pendapatan ?
pendapatan adalah pemasukkan yang diterima oleh suatu
perusahaan dan penambahan aktiva dari apa yang dikeluarkan dan pendapatan
diakui pada saat penjualan dan diukur dalam satuan harga pertukaran yang
berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses
penjualan pada dasarnya telah diselesaikan.
Konsep pendapat itu sendiri ada 2 jenis yaitu sebagai berikut:
1).konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow)
aktivasebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan inimenganggap
pendapatan sebagai inflow of net asset.
2 ) Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada
penciptaan barangdan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi
pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good andservices
2. Apa yang anda ketahui tentan metode perhitungan
pendapatan nasional ?
Ada 3 metode dalam penghitungan pendapatan nasional.
1. Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Penerimaan
3. Pendekatan Pengeluaran
• Pendekatan
produksi merupakan pendapatan yang berasal dari penggunaan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan sesuatu. Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu
munculnya double counting atau penghitungan ganda.Pendekatan produksi bisa
dicari dengan Yield = (P1 x Q1)+(P2 x Q2)+...(Pn x Qn)
• Pendekatan
Pengeluaran merupakan penghitungan pendapatan dengan melihat pengeluaran yang
dilakukan oleh pelaku ekonomi yaitu rumah tangga konsumsi, rumah tangga
perusahaan dan Pemerintah. Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y=C+I+G (X-M)
Ket:
Y=Yield
C=Consumption
I=investment
G=Government Expenditure
X=Expor
M=Import
• Pendekatan
pendapatan (PN/NI)merupakan pendekatan yang mengarah pada penerimaan atas
penggunaan faktor-faktor produksi. pendekatan ini dapat dirumuskan:
Y=r+w+i+p
ketrangan:
Y=Yield
r=rent
w=wage
i=interest
p=profit
3.Apa saja masalah-masalah dari dari keterbatasan dalam
perhitungan PDB ?
Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB
a. Perhitungan PDB
dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang
tingkat kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk
(disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB
per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka
sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara
dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan
aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan
gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
b. Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah
tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan
masa depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per
kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita,
tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya
beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik.
Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan
masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB
per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
c. PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara,
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
1) Jumlah dan
komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya sebagian
besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (>
SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
2) Jumlah dan
struktur kesempatan kerja :
Jumlah kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak
penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi
kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat
besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas
pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah
yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan
ekonomi modern (industri dan jasa), maka output per pekerja akan relatif
tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat tinggi.
3) Faktor-faktor nonekonomi :
Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain
etika kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang
pantas menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak,
berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki
etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap
senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun
terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan
ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
d. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak
Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan
Pusat Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu,
statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara.
Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga
dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan
pencatatan lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan
ekonomi masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di
negara-negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan
oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum.
Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat
bius dan obat-obat terlarang lainnya.
0 komentar:
Post a Comment